Kamis, 16 Februari 2012

PostHeaderIcon Unrequited Love


Yang ini, aku nggak tau mau mulai darimana.  Mungkin temen-temen deketku udah nggak asing lagi sama cerita yang satu ini *apasih. Sebenernya file cerita ini udah sempet masuk recycle bin lho, habis nulisnya bikin emosi sendiri. Buat yang berniat baca postingan ini, saya rekomendasikan untuk menyediakan wadah untuk muntah. Jangan salahkan ibu mengadung(?), tulisan ini memang norak maksimal.



Cinta. Suka. Kagum. Aku nggak tau apa namanya. Ketika secuil perhatian saja bisa membuat kita nggak bisa berhenti memikirkannya.

Norak, memang.

Tapi, ya ini yang aku rasakan. Muka yang selalu menghindar untuk menyembunyikan mata yang berbinar-binar. Bibir yang selalu digigit untuk menahan sebuah jeritan agar tidak keluar. Lengan teman yang selalu menjadi korban remasan tangan untuk menahan agar tubuh tidak melompat-lompat kegirangan.

Semua itu, ketika berpapasan denganmu.


Sebenarnya aku lelah jika harus selalu berpura-pura tidak melihatmu. Memalingkan muka tetapi selalu berusaha mengikuti bayanganmu agar tidak menghilang dari sudut mataku. Berpura-pura berbincang dengan teman agar terlihat seolah aku tidak menyadari kehadiranmu. Dan bertanya kepada teman apakah kamu melihatku atau tidak, menyadari kehadiranku atau tidak.

Hanya itu. Hanya itu yang mampu kulakukan ketika aku berhadapan denganmu.


Sesungguhnya ketika pada akhirnya mata kita saling bertemu, aku ingin berlari ke tempatmu dan berkata : 
“Hey! Kau ingat aku tidak? Kau tahu, aku rindu sekali padamu. Kau tahu, aku ingin kita dekat seperti waktu itu. Kau masih ingat waktu itu kan? Ku harap kau jangan melupakannya. Kau tahu? Sekarang aku jadi sayang sama kamu lho!”

Sayangnya hal itu tidak mungkin ku lakukan. Bagaimana jadinya pikiranmu tentangku kalau aku melakukan itu semua? Hahaha. Bagaimana juga kalau ternyata kau sudah melupakanku? Ah, tapi masa sih kamu sudah lupa? Jangan, ku mohon, kenang aku.

Oh iya, asal kamu tahu, kamu itu sebenarnya menyebalkan! Ketika pandagan kita bertemu, kau pasti tahu kalau itu aku kan? Lantas kenapa kau tidak menyapaku seperti waktu itu? Padahal aku pasti akan membalasnya. Masa aku yang harus menyapamu lebih dulu? Ah! Aku malu tahu!


Tetapi, sekarang aku menyesalinya. Kenapa aku melakukan itu semua? Tidak berani menatapmu, tidak berani menyapamu, berpura-pura tidak menyadari kehadiranmu.. Sekarang, kau jadi berpikir kalau aku sudah lupa sama kamu bukan? Tidak! Kamu salah besar! Aku tidak pernah melupakanmu. Ku mohon, aku benci jika harus bertingkah seakan kita tidak pernah saling kenal sebelumnya seperti ini.



Oh iya, kamu sadar tidak, waktuku untuk bisa melihatmu tidak banyak lho. Kamu akan meninggalkan sekolah kita dan aku akan kehilangan kamu. Hihihi, lucu ya ketika kita merasa kehilangan akan sesuatu hal yang tidak pernah kita miliki.

Dan saat kamu pergi, aku tidak akan bisa merasakan hal-hal menyenangkan tadi. Jantung yang berdebar ketika bertemu pandang, hati yang gelisah ketika melewatkan satu hari tanpa bertemu, bibir yang menyunggingkan senyum hanya dengan melihatmu dari kejauhan saja. J

Sedih. Tidak rela kamu pergi. Tidak akan ada lagi rutinitas seperti “sok-sok mau ke kantin padahal mau lewat depan kelas kamu, sok-sok nggak pulang pada waktunya soalnya hari itu aku sama sekali belum ketemu kamu, sok-sok nongkrong di depan sekolah waktu hari jumat biar bisa liat kamu pergi buat sholat jumat” dan tingkah konyolku yang lainnya.

Lucu ya, hihi. Rasanya menyenangkan sekali.


Tapi akhir-akhir ini aku merasa, aku kecewa. Aku kecewa saat menyadari semua usahaku itu sia-sia. Kamu.. pasti tidak akan menyadari itu semua bukan?

Aku tahu, itu memang konsekuensiku. Aku juga tahu, keberadaanku tidak akan mempengaruhi hidupmu. Di luar sana, sesekali aku melihat, kamu berjalan dengan seseorang. Seseorang yang mengisi hari-harimu, mewarnai harimu, berbagi denganmu. Ya. Kekasihmu. J


Aku bahagia melihatmu bahagia, bukan. Aku memang tidak bisa merasakan kebahagiaanmu juga, namun, aku bahagia.. Bisa melihatmu tersenyum. Sekalipun bukan untukku dan tidak tersenyum bersamaku.



Dan aku, hanya bisa menikmati pertunjukkan ini. Unrequited love. Cinta yang tak terbalas. Cinta diam-diam. Sama kamu. Untuk kamu.

Untuk kamu..

Jaga selalu diri kamu ya, jangan nakal! Jangan suka nyontek lagi! Hu, dasar kamu! Semoga apa yang kamu inginkan tercapai, aku disini selalu berdoa untuk kamu.. Sebagai adik kelas yang baik. Haha! Selamat jalan,mas! Semoga bisa bertemu lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Jessica P. Luigi
Teenagers are Teenagers. I'm emotional and labile just like another Teenagers. Po #hubbubers ♡
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Diberdayakan oleh Blogger.

안녕하세요!

안녕하세요!

Followers

Lucky Charms Rainbow

그것은 몇시입니까?

Kindly play :)

Super Junior - Hate U, Love U

Powered by mp3skull.com
Chococat is a registered trademark of Sanrio Co., Ltd. ("Sanrio"), and the images are copyrighted by Sanrio.