Kamis, 16 Februari 2012
Unrequited Love
08.13 | Diposting oleh
Jessica P. Luigi |
Edit Entri
Yang ini,
aku nggak tau mau mulai darimana.
Mungkin temen-temen deketku udah nggak asing lagi sama cerita yang satu
ini *apasih. Sebenernya file cerita ini udah sempet masuk recycle bin lho,
habis nulisnya bikin emosi sendiri. Buat yang berniat baca postingan ini, saya
rekomendasikan untuk menyediakan wadah untuk muntah. Jangan salahkan ibu
mengadung(?), tulisan ini memang norak maksimal.
Cinta.
Suka. Kagum. Aku nggak tau apa namanya. Ketika secuil perhatian saja bisa
membuat kita nggak bisa berhenti memikirkannya.
Norak, memang.
Tapi, ya
ini yang aku rasakan. Muka yang selalu menghindar untuk menyembunyikan mata
yang berbinar-binar. Bibir yang selalu digigit untuk menahan sebuah jeritan
agar tidak keluar. Lengan teman yang selalu menjadi korban remasan tangan untuk
menahan agar tubuh tidak melompat-lompat kegirangan.
Semua itu,
ketika berpapasan denganmu.
Sebenarnya
aku lelah jika harus selalu berpura-pura tidak melihatmu. Memalingkan muka
tetapi selalu berusaha mengikuti bayanganmu agar tidak menghilang dari sudut
mataku. Berpura-pura berbincang dengan teman agar terlihat seolah aku tidak
menyadari kehadiranmu. Dan bertanya kepada teman apakah kamu melihatku atau
tidak, menyadari kehadiranku atau tidak.
Hanya itu.
Hanya itu yang mampu kulakukan ketika aku berhadapan denganmu.
Sesungguhnya
ketika pada akhirnya mata kita saling bertemu, aku ingin berlari ke tempatmu
dan berkata :
“Hey! Kau ingat aku tidak? Kau tahu, aku rindu sekali padamu. Kau
tahu, aku ingin kita dekat seperti waktu itu. Kau masih ingat waktu itu kan? Ku
harap kau jangan melupakannya. Kau tahu? Sekarang aku jadi sayang sama kamu lho!”
Sayangnya
hal itu tidak mungkin ku lakukan. Bagaimana jadinya pikiranmu tentangku kalau
aku melakukan itu semua? Hahaha. Bagaimana juga kalau ternyata kau sudah
melupakanku? Ah, tapi masa sih kamu sudah lupa? Jangan, ku mohon, kenang aku.
Oh iya,
asal kamu tahu, kamu itu sebenarnya menyebalkan! Ketika pandagan kita bertemu,
kau pasti tahu kalau itu aku kan? Lantas kenapa kau tidak menyapaku seperti
waktu itu? Padahal aku pasti akan membalasnya. Masa aku yang harus menyapamu
lebih dulu? Ah! Aku malu tahu!
Tetapi,
sekarang aku menyesalinya. Kenapa aku melakukan itu semua? Tidak berani
menatapmu, tidak berani menyapamu, berpura-pura tidak menyadari kehadiranmu..
Sekarang, kau jadi berpikir kalau aku sudah lupa sama kamu bukan? Tidak! Kamu
salah besar! Aku tidak pernah melupakanmu. Ku mohon, aku benci jika harus
bertingkah seakan kita tidak pernah saling kenal sebelumnya seperti ini.
Oh iya,
kamu sadar tidak, waktuku untuk bisa melihatmu tidak banyak lho. Kamu akan
meninggalkan sekolah kita dan aku akan kehilangan kamu. Hihihi, lucu ya ketika
kita merasa kehilangan akan sesuatu hal yang tidak pernah kita miliki.
Dan saat kamu
pergi, aku tidak akan bisa merasakan hal-hal menyenangkan tadi. Jantung yang
berdebar ketika bertemu pandang, hati yang gelisah ketika melewatkan satu hari
tanpa bertemu, bibir yang menyunggingkan senyum hanya dengan melihatmu dari
kejauhan saja. J
Sedih.
Tidak rela kamu pergi. Tidak akan ada lagi rutinitas seperti “sok-sok mau ke
kantin padahal mau lewat depan kelas kamu, sok-sok nggak pulang pada waktunya
soalnya hari itu aku sama sekali belum ketemu kamu, sok-sok nongkrong di depan
sekolah waktu hari jumat biar bisa liat kamu pergi buat sholat jumat” dan
tingkah konyolku yang lainnya.
Lucu ya,
hihi. Rasanya menyenangkan sekali.
Tapi
akhir-akhir ini aku merasa, aku kecewa. Aku kecewa saat menyadari semua usahaku
itu sia-sia. Kamu.. pasti tidak akan menyadari itu semua bukan?
Aku tahu,
itu memang konsekuensiku. Aku juga tahu, keberadaanku tidak akan mempengaruhi
hidupmu. Di luar sana, sesekali aku melihat, kamu berjalan dengan seseorang.
Seseorang yang mengisi hari-harimu, mewarnai harimu, berbagi denganmu. Ya.
Kekasihmu. J
Aku bahagia
melihatmu bahagia, bukan. Aku memang tidak bisa merasakan kebahagiaanmu juga,
namun, aku bahagia.. Bisa melihatmu tersenyum. Sekalipun bukan untukku dan
tidak tersenyum bersamaku.
Dan aku,
hanya bisa menikmati pertunjukkan ini. Unrequited love. Cinta yang tak terbalas.
Cinta diam-diam. Sama kamu. Untuk kamu.
Untuk
kamu..
Jaga selalu
diri kamu ya, jangan nakal! Jangan suka nyontek lagi! Hu, dasar kamu! Semoga
apa yang kamu inginkan tercapai, aku disini selalu berdoa untuk kamu.. Sebagai
adik kelas yang baik. Haha! Selamat jalan,mas! Semoga bisa bertemu lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Jessica P. Luigi
- Teenagers are Teenagers. I'm emotional and labile just like another Teenagers. Po #hubbubers ♡
Total Pageviews
Diberdayakan oleh Blogger.
안녕하세요!
Followers
그것은 몇시입니까?
Kindly play :)
Super Junior - Hate U, Love U
0 komentar:
Posting Komentar